Ibu kota provisi : Banda Aceh Tanggal berdiri : 7 Desember 1956
• luas wilayah : 58.375.63 km (2)
• Letajk geograf : 2 – 6 LU dan 95 – 98 BT
– pembagian wilayah admitrasi : 18 kabupaten, 5 kota, 266
kecamatan,6.261 kelurahan
Bandar Udara : SIM, Lhok sukon, cut nyak dhien,
pelabuhan Laut :Malahayati, lhok seumawe, sabang kuala lansa, meulaboh
Mesjid terbesar : mesjid Baiturrahman
senjata tradisional: Rencong
suku : Aceh, gayoe,tamiang,ulu singkil,siemelu,
aneuk,jame, kluet
Bahasa Daerah : Aceh,Alas, Gayoe, Tamiang Dll
Agama : islam 97.6%, kristen 1,7%, hindu ),08
%
indetitas flora : bungong jempa
indentitas fauna :Cicimpala Kuning
Rumah Adat : Rumah Aceh
Alat Musik :Rapai, surune kale,
pariwissata : pantai lhoknga, pantai lampu’uk, danau laut tawar, pantai kasih
makana Khas : thimpan
kain khas : kain songket Aceh
•KAIN KHAS DARI ACEH
( KAIN SONGKET )
( KAIN SONGKET )
•Kain Songket Aceh atau tenun ikat tradisional Aceh ini adalah kerajinan tangan yang dilakukan secara tradisional dan turun temurun dengan menggunakan alat tenun tradisional yaitu alat-alat dari kayu dan benang yang berwarna-warni. Hasil dari tenunan tradisional ini kemudian dibuat berbagai macam keperluan, antara lain: sebagai bahan pakaian adat tradisional Aceh, hiasan meja, hiasan dinding, serta keperluan lainnya.
•Memasuki Desa Siem di Kecamatan Darussalam Kabupaten Aceh Besar
Memasuki Desa Siem di Kecamatan Darussalam Kabupaten Aceh Besar, terlihat suasana kampung yang tenang layaknya sebuah perkampungan yang jarang dikunjungi oleh pendatang.
Ruas jalan yang sempit di sana sini mulai dari persimpangan Tungkop hingga ke tempat tujuan. Membuat perjalanan menjadi sedikit agak membosankan bahkan melelahkan.Namun siapa sangka, ratusan tahun silam di desa ini terdapat sebuah peternakan dan pengembangbiakan kepompong yang menghasilkan benang sutera dan hasilnya dijual ke negara lain.
•Tidak banyak yang tahu nama asli pemilik tenun songket tersebut namun apabila ditanya dimana rumah Nyak Mu maka tidak seorang pun di Desa Siem yang menggelengkan kepala dalam arti tidak tahu.
songket tua berwarna coklat itu merupakan pedoman dalam bekerja karena dulu tidak ada buku sehingga nenek ewariskannya sebagai pengganti buku.
Pada tahun 1992, motif-motif yang sudah diberi nama itu dibukukan oleh Dinas Perindustrian Propinsi Aceh dengan judul: “Aneka Songket Motif Aceh” dimana nara sumbernya adalah Nyak Mu.
songket tua berwarna coklat itu merupakan pedoman dalam bekerja karena dulu tidak ada buku sehingga nenek ewariskannya sebagai pengganti buku.
Pada tahun 1992, motif-motif yang sudah diberi nama itu dibukukan oleh Dinas Perindustrian Propinsi Aceh dengan judul: “Aneka Songket Motif Aceh” dimana nara sumbernya adalah Nyak Mu.
•
•Beberapa saat muncul seorang wanita dengan sisa kecantikan yang dimiliki mengulurkan tangan sambil tersenyum, dia adalah Hj.Maryamu atau yang dikenal dengan panggilan Nyak Mu.
Tanpa basa basi, didampingi Dahlia (45) puteri semata wayang wanita yang sudah banyak makan asam garam dalam industri kerajinan ini menceritakan awal berdirinya usaha tenun songket di Desa Siem seolah ia ingin berbagi kisah tentang kejayaan tenun songket Aceh dahulu.
Waktu berjalan bak roda yang terus berputar, terkadang di atas terkadang pula di bawah. Setelah mahir maka usaha yang semula dijalankan oleh ibunya akhirnya ia lanjutkan.
Dari sebatang kayu pemintal dan benang emas yang dijalin pada helai sutera, lahir pula generasi-generasi penerus yang diharapkan mampu meneruskan apa yang dimilikinya.
Sambil duduk di sudut ruangan, wanita kelahiran 70 tahun silam ini mengatakan kalau masa kejayaannya berawal pada saat Aceh masih dipimpin oleh Gubernur Nyak Adam Kamil. Usaha tenunnya sendiri dimulai tahun 1971 atas binaan Ibu Hayyatun Nufus.
Tanpa basa basi, didampingi Dahlia (45) puteri semata wayang wanita yang sudah banyak makan asam garam dalam industri kerajinan ini menceritakan awal berdirinya usaha tenun songket di Desa Siem seolah ia ingin berbagi kisah tentang kejayaan tenun songket Aceh dahulu.
Waktu berjalan bak roda yang terus berputar, terkadang di atas terkadang pula di bawah. Setelah mahir maka usaha yang semula dijalankan oleh ibunya akhirnya ia lanjutkan.
Dari sebatang kayu pemintal dan benang emas yang dijalin pada helai sutera, lahir pula generasi-generasi penerus yang diharapkan mampu meneruskan apa yang dimilikinya.
Sambil duduk di sudut ruangan, wanita kelahiran 70 tahun silam ini mengatakan kalau masa kejayaannya berawal pada saat Aceh masih dipimpin oleh Gubernur Nyak Adam Kamil. Usaha tenunnya sendiri dimulai tahun 1971 atas binaan Ibu Hayyatun Nufus.
Hasil dari buah karya nya
nyak Mariamu
songket bungo reudeup
Songket un pandan
songket mata hari
Songket timpeng ,
songket bintang berante,
Songket bungo saga
songket bungo rante lhe
Songket rangting kayu apui
songket bungo pala
Adakah CP yg bs d hub klo mau pesan songket aceh?
BalasHapus